Migrasi Sebagian!

Saya batasi blog ini khusus yang berbahasa Indonesia saja, sedangan di blog yang satunya dalam bahasa Inggris yang awalnya saya buat untuk syarat ikutan kontribusi nulis di Travelicious.world.

Jadi...blog ini masih akan tetap hidup untuk share beberapa info yang gak cuma soal perjalanan.

Beberapa post tentang jurnal traveling saya pindahkan ke url baru:  http://lilitanurdiana.com



Saturday, March 5, 2011

Thailand Bagian Ke-2: Explore Chiang Mai

Chiang Mai: 1 Maret 2011

Kami nyaris kebablasan tidur karena alarm gak ada yang bunyi. Gak ada alarm batuk si temen juga. Untung saya tiba-tiba terbangun jam 3:38, masih ada waktu untuk gosok gigi dan cuci muka lalu ganti baju.

Selesai check-out dan booking kamar untuk tanggal 3 Maret, pas banget si Airport Bus dateng jemput. Agak lega karena driver ga perlu nungguin kita. 

Kami pun lalu naik ke bus yang mayan penuh dengan para bule yang mau ke airport juga subuh-subuh.  Puas dengan flightnya Airasia Bangkok-Chiangmai, gak pakai delay.

Sesampainya di hotel yang sudah kami book via Agoda, kami pun menitipkan koper-koper di reception karena belum jam 12:00 waktunya check in.

Gak Jauh dari hotel, kami mampir ke travel agent dekat hotel dan memutuskan mengambil half-day package tour seharga THB 800 per grup. Hidih sumpah murah, dibanding harga yang ditawarin si hotel THB 500/orang. Dah gitu si owner yang baik hati sendiri yang nyetirin kita dengan mobil sejenis carnival yang bagus. Tapi itu anggapan kami awalnya. 

Sampai kemudian belakangan kami nyadar kalo di Bapak itu cuman nganter kami ke 1 tempat saja, ngilangin tempat tujuan wisata yang lain. Gak bener, kami terlalu cepat memuji orang. Makanya kita mutusin gak jadi ambil paket whole-day tour buat besokannya. Ke~ce~le berat.



Wat Phrathat Doi Suthep:



Banyak cewe-cewe cakep yang minta dimudahkan jodohnya

Balik ke hotel sekitar jam 12 siang, kami pun leyeh-leyeh dan lalu ketiduran karena pada mabok gara-gara perjalanan ke Golden Temple yang berliku. Jam 2 kami jalan keliling Chiangmai dengan angkot dan jalan kaki. Ngangkot THB 20/orang. Banyak juga candi-candi bagus di seputaran tengah kota. Kami juga sempat mampir toko kecil berisi baju-baju bagus khas Chiang Mai. Harganya juga lumayan bagus.


Malamnya kami menyusuri night market di area hotel kami dan sempat kalap beli baju dan souvenir, gak lupa beli Thai Iced Tea kedemenan saya 😆


Punya saya yang tengah, tanpa milk
sempet motret ini pas abis sunset, kuil dekat hotel



March 2nd, 2011 :

Setelah check out dari hotel jam 7 pagi, kamipun berangkat menuju Chiang Rai dengan mobil carteran seharga THB 3,300 untuk masa sewa 1 hari full, yang kami temukan di seberang hotel malam sebelumnya. Ownernya pasutri lansia yang baik hati. Di perjalanan, kami sempatkan untuk sarapan nasi goreng udang yang kami beli di 7-Eleven. Si Pak sopir sudah nyiapin aqua untuk kami semua. Baiknya... *peluk-peluk pak sopir*  *digetok bininya*

Tujuan pertama adalah The White Temple, tapi kami sempat mampir selama 15 menit di Hotspring. Nyicipin ngerendam kaki di air panas. Kaki saya agak-agak menuju melepuh.



Teman lagi Celup2 kaki di hotspring 
White Temple

Kemudian kami menuju Ahka dan Long Neck Villages yang ternyata berdekatan. Bingung juga kenapa para city tour selalu memisahkan paket whole-day tour untuk 2 perkampungan kuno ini ya? 

Ada additional cost kalau kita mau tambah ke Long Neck Village. Untung kami gak ambil paket tour, kami memutuskan sewa mobil seharian. Dianjurkan untuk nyarter mobil, lebih ngirit duwit dan juga waktu. Kalo ikutan tour, banyak mampir-mampir ke tempat-tempat gak penting.


Ahka Village
Long Neck Karen Hilltribe Village

Selepas dari sana, kami menuju money changer karena mulai kere akan THB. Lalu kami pun didrop di airport pukul 16.30, padahal pesawat kami ke Bangkok masih lama jam 22.20. Kami sempet pasang aksi mati gaya lola-lolo setelah kelar dari Burger King.

Setibanya di Suvarnabhumi airport, kami ketinggalan airport bus terakhir menuju Khaosan area E32. Begitupun skytrain. Istilah mereka : 'FINISH' yang diucapkan dengan suara kumur-kumur gak jelas, bikin saya gak mudeng-mudeng dan ngulang-ngulang pertanyaan "Bus to Khaosan Road?"

Entah kena angin apa, kok terus kami memutuskan bermalam di airport, sesuai cita-cita saya yang kepingin kayak turis-turis bule tidur di airport, kok kayaknya keren. Padahal sih boro-boro keren, pegel tidur di kursi bandara 😅

Masih ada lanjutannya di post berikutnya...



No comments:

Post a Comment