Migrasi Sebagian!

Saya batasi blog ini khusus yang berbahasa Indonesia saja, sedangan di blog yang satunya dalam bahasa Inggris yang awalnya saya buat untuk syarat ikutan kontribusi nulis di Travelicious.world.

Jadi...blog ini masih akan tetap hidup untuk share beberapa info yang gak cuma soal perjalanan.

Beberapa post tentang jurnal traveling saya pindahkan ke url baru:  http://lilitanurdiana.com



Saturday, August 16, 2014

8 Days in Yunnan

Setelah nyaris hopeless karena harga tiket sudah membumbung berkali-kali lipat sejak 3 bulan menjelang libur lebaran, gak disangka-sangka saya semacem mendapatkan bisikan, tiba-tiba mampir ke websitenya MAS. Dan seakan-akan menyisakan seat promo untuk saya yang sedang merana hampa nyaris gak bisa liburan, MAS pun memberikan saya kesempatan pergi ke Yunnan, tempat kece yang saya idam-idamkan sejak beberapa tahun lalu, dengan hanya Rp 3,6 juta-an PP Jakarta-Kunming!

Hari itu, Senin 14 Juli 2014, dunia serasa 10x lebih indah dibanding biasanya. Tiketpun terbeli untuk keberangkatan 28 Juli dini hari dan kepulangan 4 Agustus malam. Saya terpaksa ambil cuti 1 hari, yang menyisakan sisa cuti 0 sampai dengan akhir tahun ini. Sanggup gak yah hidup setengah tahun tanpa cuti?

Berita kejatuhan MH17 di atas Ukraine airspace pun gak bisa mencegah saya untuk batalin liburan ini. Tekad saya sudah bulat, harus ke Yunnan.

Lalu 2 hari kemudian saya grasak-grusuk ngajuin visa China via Bayubuana Tour, yang cuma ngecharge 10% dari harga resmi kalau kita apply sendiri ke Kedubes China. Mepet banget ngajuinnya memang, di kala lagi peak season dan beribu-ribu orang Indonesia mengajukan visa. Tapi alhamdulillah, visa saya dapetin sebelum libur dimulai.

Ini ringkasannya:
  
Day 1: Jakarta - Kunming - Dali

  • Saya berangkat jam 02:00 dini hari dengan bus damri yang jalan pertama dari Bogor, terbang via Kuala Lumpur dan tiba di Kunming sekitar jam 13:00. 
  • Dari airport saya disarankan naik bus no 5 menuju West Bus Station, dari sana saya naik bus menuju Dali. Perjalanan Kunming-Dali memakan waktu sekitar 5 jam dan harga ticketnya RMB 111.
  • Setibanya di Dali, segera saya cari taxi menuju hostel dengan fare hasil nego RMB 60. Pihak hostel sudah info range fare taxi yang memudahkan saya untuk nego dan tidak dengan mudah diperdaya sopir taxi.
  • Neverland Youth Hostel yang saya reserve via booking.com sungguh cantik sekali bikin saya gak kepingin ninggalin Dali. Kebersihan juga lumayan dijaga. Roomratenya hanya RMB 35 untuk Female Dorm. Jaraknya ke Erhai Lake hanya sekitar 3 menit jalan kaki.
Neverland Youth Hostel



Day 2: Dali dan Shangri-la
  • Pagi hari sekali saya jalan ke Erhai Lake sambil menunggu taksi yang saya booking untuk ke Three Pagoda, sekali jalan sopir taxi ngecharge saya RMB 20.

Erhai Lake

Dali Oldtown


  • Three Pagoda lumayan cantik tamannya, ada jasa penyewaan kostum pula. Sayangnya orang lokal sungguh pelit, saya iseng moto yang berpakaian adat malah dimarahin. Bagi yang nggak mau pegel keliling areanya yang cukup luas, bisa naik electric car. 






  • Sorenya saya melaju menuju Shangri-la dengan bus yang farenya RMB 140. Perjalanan memakan waktu sekitar 6 jam. Padahal ada layanan free pickup dari pihak penginapan, tapi berhubung saya tidak bisa hubungi mereka karena pulsa saya habis, jadinya saya malah naik taxi.
  • Saya menginap di Dragoncloud Guesthouse yang berlokasi di old town (gucheng), roomratenya memang gak murah karena bukan dorm dan bathroomnya juga private. Gak perlu ambil penginapan ber-AC di Dali, karena tanpa AC pun dijamin sudah menggigil kedinginan.
Shangri-la Oldtown



Day 3: Shangri-la dan Lijiang
  • Dengan jeep yang saya sewa selama setengah hari seharga RMB 200, saya pun menjelajahi Pudacuo National Park dan Songzanlin/Sumtsaling Monastery yang merupakan Potala versi mini. 
Cable car untuk menuju puncak Pudacuo
Pudacuo National Park

Pudacuo National Park
Sumtsaling Monastery

Sumtsaling Monastery

  • Sorenya, kembali saya naik bus antar-kota menuju Lijiang yang makan waktu sekitar 4 jam, harga ticketnya RMB 71. Sesampainya di Lijiang saya pun lagi-lagi menggunakan taxi menuju hostel, itupun setelah taxi ke sekian karena mereka menolak bawa saya setelah saya nunjukin alamat hostel. Rupanya Jinan Lu baru mengalami pergantian nama makanya agak asing di kuping para sopir taxi. Setelah nyasar sana-sini, ada orang baik mau nolongin saya menghubungi pihak hostel, dan sayapun sukses nemu kasur setelah dijemput sama ownernya sendiri.
  • Saya menginap di Lijiang Peach Hostel selama 2 malam dengan rate RMB 40/malam. Tempatnya gak recommended, jorok gak dibersihin setiap hari dan pemiliknya juga rada jutex. Yang bisa komunikasi dengan bahasa Inggris hanya ownernya. Jadi kalau Sang Owner lagi ga di tempat, langsung mati gaya deh kalau mau nanya-nanya. Next time ke Lijiang mending nginep di Youth Hostel kayaknya, kali ini sih sudah terlanjur booking untuk 2 malam jadi yah dijalanin aja.


Day 4: Lijiang
  • Pagi-pagi sekali sekitar jam 07:00 saya sudah nongkrong manis di halte bus dekat penginapan untuk nunggu dijemput tour bus Yulong Jade Dragon Snow Mountain. Ternyata paket RMB 580 sudah include Yulong Mountain, Blue Moon Valley, cable car di area Yulong mountain, Shuhe Old Town, 1 botol oxygen, snacks, dan red winter coat. Tour ini tidak provide guide yang bisa bahasa Inggris, jadi selama tour saya terpaksa super pendiam.
  • Sia-sia saya beli oxygen sebelumnya, malah disumbangin ke hostel karena dibawa pulang juga gak bisa. Dan saya kembali harus deg-degan dengan cable car, kali ini sih malah lebih ngeri karena medannya bukit dan gunung bebatuan. Dan beruntung sekali waktu itu saya males trekking nyusurin tangga setapak karena gak lama setelah itu tiba-tiba hujan cukup deras. Saat itu saljunya juga tipis karena menjelang musim panas.

Naik cable car menuju puncak Yulong Mountain 

Yulong Jade Dragon Snow Mountain

Blue Moon Valley

Water Terrace

  • Sorenya, kami didrop di depan Black Dragon Pond Park, kebetulan sekali jadi bisa ngirit waktu. Gratis juga masuknya karena saya sudah punya preservation ticket yang ternyata satu paket dengan Yulong Jade Dragon Mountain ticket. Kalau tidak, saya harus keluar kocek RMB 80.

Black Dragon Pond Park



Day 5: Shuhe dan Lijiang old Town
  • Bersama 2 teman yang saya kenal di hostel, sayapun nekad balik lagi ke Shuhe Old Town dengan ngeteng. Tadinya niat mau pakai mobil omprengan, tapi teman bilang naik bus saja karena lebih murah dan mereka tahu rutenya.

Shuhe Oldtown


Shuhe Oldtown

Explore Shuhe Oldtown bersama mereka

Biksu yang modus belagak ngeramal masa depan padahal....

Shuhe Oldtown

Aneka buah Indonesia bisa ditemukan juga di Shuhe dan Lijiang Oldtown

  • Sore hari saya balik ke Lijiang sendirian, karena yang lainnya menginap di Shuhe. Tarif taxi hasil nego lumayan murah cuma RMB 20. 
  • Sesampainya di Lijiang, dengan nanya sana-sini akhirnya saya sampai juga di Mufu Palace atau yang juga dikenal dengan Palazzo della Famiglia Mu. Di tempat inilah kendali politik kota Lijiang dahulu berpusat. 

Mufu Palace

Mufu Palace

Mufu Palace

  • Saya sengaja keluar Mufu Palace dari gerbang yang berbeda. Dan niatan saya untuk nemuin area seru pun terkabul. Ini dia surga yang ngumpet itu. Banyak banget tempat penjual snack dan pernak-pernik murah nan kece.
Lorong rahasia menuju Lijiang Oldtown

Aneka snack pengancam kadar kolesterol di Lijiang Oldtown

  • Setelah puas merambah 2 kota tua, malamnya saya kembali mengalami perjalanan antar-kota lagi, ke persinggahan terakhir di trip ini, Kunming. Awalnya saya niatan naik night bus tapi menurut review orang-orang di tripadvisor, lebih aman naik night train. Jadilah saya booking online via China Travel Guide yang mengambil profit lumayan tinggi sebanyak RMB 60. Padahal harga resmi untuk upper softsleeper train hanya RMB 217. Biaya transaksi pembayaran dengan credit card USD 2 juga dibebankan ke kita.


Day 6: Kunming
  • Sesampainya di Kunming Railway Station sekitar jam 08:30 pagi, saya dijemput oleh Monica dari pihak hostel. Kami naik bus umum menuju The Hump Youth Hostel. Posisi hostel ini pas di tengah kota, di Jinma Fang. Agak bising kalau malam karena suara nyanyian adat lokal menggema sampai dini hari. Tapi overall sih hostel ini menyenangkan dan bersih terawat, recommended sekali. Rate permalam hanya RMB 35 mixed dorm. Lokasinya juga strategis, halte bus pas banget di depan hostel.
Jinma Fang, area tengah kota Kunming

  • Berhubung sudah gak keburu ke Shilin dan Dragon Gate, jadilah saya hanya ke Golden Temple yang biasa-biasa saja, Green Lake yang juga biasa-biasa saja, dan Yuantong Temple yang lumayan cantik. Yuantong Temple bisa dijangkau dengan jalan kaki dari Green Lake. Menuju Golden Temple hanya butuh sekali naik bus no 10 dari seberang hostel. Ke Green Lake juga hanya perlu 1x naik bus. Semua bus dalam kota di Kunming tarifnya adalah RMB 2.

Golden Temple

Green Lake

Yuantong Temple

Yuantong Temple

Yuantong Temple



Day 7: Kunming
  • Dengan nekad, saya pagi-pagi sekali sekitar jam 06:30 sudah jalan menuju Stone Forest. Kala itu gerbang hostel masih digembok dan saya mesti manggil penjaga hostel untuk bukain gemboknya. Sesuai petunjuk Monica, saya naik bus no 107 sampai Yong Ping Lu yang dilanjutkan dengan bus no 60 menuju East Bus Station. Di East Bus Station beli bus ticket seharga RMB 27 untuk tujuan Stone Forest.
  • Setibanya di area Stone Forest, saya langsung ngantri beli entrance ticket yang harganya RMB 175 + electric car RMB 25. Totalnya jadi RMB 200. Kalau tidak mau naik electric car sih bisa saja, tapi itu area kan luas banget, bisa sampai malam baru kelar keliling area.






Day 8: Kunming - KL - Jakarta

Last day in Yunnan, dengan kondisi lumayan batuk parah karena masakan sana terlalu banyak menggunakan cabai kering, saya pun dengan sedih pulang ke tanah air.

Dari Jinma Fang, mesti naik bus no 98 sampai Bai Hui Shang Chang Bus Stop lalu naik airport bus no 1 dari depan West Inn.

Untuk trip kali ini saya masih missing 2 obyek wisata yang gak keuber yakni Tiger Leaping Gorge di Lijiang dan Dragon Gate di Kunming. Semoga ada kesempatan lagi ke Kunming, amin.