Migrasi Sebagian!

Saya batasi blog ini khusus yang berbahasa Indonesia saja, sedangan di blog yang satunya dalam bahasa Inggris yang awalnya saya buat untuk syarat ikutan kontribusi nulis di Travelicious.world.

Jadi...blog ini masih akan tetap hidup untuk share beberapa info yang gak cuma soal perjalanan.

Beberapa post tentang jurnal traveling saya pindahkan ke url baru:  http://lilitanurdiana.com



Saturday, April 26, 2014

Short Trip: Siem Reap and Phnom Penh

Perjalanan kali ini gak bisa dibilang murah, flight ticketnya saja kisaran Rp 3,500,000 (return) yang dalam sejarah pertiketan saya sih ini yang paling mahal untuk ukuran Asia Tenggara. Memang sejak dipakai shooting Tomb Rider Cambodia jadi salah satu pusat perhatian dunia, makanya 3 tahun lebih saya nungguin promo ticket gak dapet-dapet dan akhirnya pasrah beli ticket harga normal ala Airasia daripada keburu jompo belum kesampean ke Cambodia.

Saya cuma pergi kilat selama 3 hari ngambil long weekend akhir Maret lalu, berhubung saya sudah menjadi seorang fakir cuti sejak awal 2014. Awal tahun kok sudah fakir cuti toh yaa..kenapa toh? Karena jatah cuti saya sebetulnya baru nongol setelah saya genap 1 tahun bergabung dengan perusahaan tempat saya kerja sekarang, jadi cuti tahun lalu yang sudah saya ambil 5 hari itu ternyata "ngutang" cuti. Awal tahun untuk trip ke Myanmar saya ambil 3 hari, jadi nyisa cuma 3 hari doang tahun ini 😓

Ini kenapa jadi curhat soal cuti? Iya aneh memang, saya yang hampir tiap tahun pindah perusahaan aja baru nemu peraturan begini. Sengsara memang, apalagi kalau dibandingkan sama jatah cuti para expatriate yang ngikutin aturan cuti negara asalnya yang minimal 24 hari/tahun, tapi tetap ikutan libur kalau kita libur. Apa salah kalau saya iri dan sakit hati?

Cukup deh bahas soal cuti, karena cuma bikin suasana hati gak keruan dan jadi drama. Mari lanjut ke topik utama.


-----------------------------------------------


Kebayang dong gimana rusuhnya saya yang cuma dengan 3 hari mau explore Siem Reap dan Phnom Penh? Sebenernya sih gak rusuh, didukung cuaca yang gak cocok buat saya bikin saya kurang betah juga di Cambodia pengen buru-buru pulang. Panasnya bisa mencapai 38 derajat Celcius!

Jadi, niat hati hari pertama di Siem Reap mau saya manfaatin untuk explore Angkor Historical Complex pun cuma tinggal wacana. Ya memang terlalu ambisius mau explore area segitu luas dalam sehari yang normalnya butuh at least 3 hari. Realisasinya saya cuma sanggup tralala-trilili potret sana-sini di Angkor dari jam 09:00 sampai jam 15:00 saja, padahal saya sudah booking tuktuk untuk kurilingan seharian sampai jam 6 sore dengan harga $30. Rugi banget memang, tapi apa daya saat itu saya kena heat stroke yang ditambah lagi ngantuk karena kurang tidur. 

Sebenarnya tarif tuktuk untuk keliling Angkor Historical Complex selama sehari cuma $15 tapi saya lupa make sure sama pihak Tasom Guesthouse, pas mau jalan baru si driver nanya saya apa saya tahu tarifnya. Saya sih langsung kaget pas dia bilang $30, ditawar juga sudah terlambat.

Hari pertama saya tiba di Siem Reap dengan Airasia sekitar jam 8:00 pagi dan langsung menuju ke Tasom Guesthouse dengan tuktuk yang disediakan gratis untuk jemput saya. Tuktuk yang sama mengantar saya wara-wiri selama 1,5 hari di Siem Reap. Tuktuk ini juga nganter saya ke Night Market dengan gratis, mungkin karena gak enak juga saya sudah bayar dia full tapi ternyata sayanya cuma sanggup sampai jam 15:00.

Tuktuk yang nemenin saya keliling Siem Reap, sengaja saya foto incase saya lupa pas nyariin ^_^

Untuk bisa mengakses area Angkor Historical Complex, saya beli one-day pass seharga $20. Jadi untuk Angkor Tour saya keluar dana $50 belum termasuk rehat makan siang.

Maaf ya, kalau fotonya kurang fokus dan gak apal nama semua temple, jadi agak campur-aduk. Maklum motretnya sambil nahan supaya gak tepar kepanasan.


Menuju Angkor Wat

Angkor Wat

Angkor Historical Temples
Bayon Temple

Sebagai pecinta barang etnic, wajib hukumnya menyiapkan dana khusus untuk berbelanja di Siem Reap Night Market. Tapi untungnya saya sadar diri kalau saya gak bisa bawa terlalu banyak barang berhubung males pakai bagasi. Tahu sendiri di Jakarta bisa sejam untuk nebus bagasi.

Siem Reap Night Market

Hari kedua saya keluar dana $6 untuk explore area sentral kota dengan tuktuk yang sama. Yang sempat saya kunjungin adalah Wat Preah Prom Rath, Wat Bo, 1 temple kecil yang saya lupa namanya di tengah kota, dan 1 temple di seberang Tasom Guesthouse.

Siangnya sekitar jam 11:00 saya dijemput oleh Capitol Bus untuk lanjut ke Phnom Penh. Bus ini sempat berhenti 2 kali untuk makan siang selama 30 menit dan untuk ke restroom selama 15 menit. Perjalanan butuh waktu sekitar 4-5 jam, tapi berhubung banyak galian dan perbaikan jalan perjalanan waktu itu molor jadi sekitar 8 jam. Sopir tuktuk yang ditugasin untuk jemput saya di Capitol Bus Stop sempat ngeluh karena nunggu lebih dari 3 jam. Bus juga sempat telat datang sekitar 20 menit jadinya molor gak tepat jam 11:30 jalan dari terminal. Bus lain seperti Giant Ibis jalan tepat waktu 11:30, mungkin juga karena harganya 2x lipat Capitol yang cuma $5.5, jadi servicenya lebih bagus. Giant Ibis ini katanya ada wifi & nyaman sekali bisa selonjoran kaki.


Wat Preah Prom Rath

Wat Bo


Night market di Phnom Penh tidak recommended, produk yang dijual mirip-mirip produk kaki lima. Kalau niat shopping lebih baik ke Russian Market, saya dapat 2 tankini sets dengan quality yang lumayan hanya $14. Untuk souvenir juga lumayan murah, saya dapet selusin guntingan kuku dengan ukiran candi-candi hanya $10, tempelan kulkas dengan ukiran candi $1/pc, 1 set gelas mini dengan hiasan ukiran Royal Palace keren hanya seharga $8. 


----------------------------------------------------------------


Hari ketiga di Phnom Penh saya sengaja gak mau ke Killing Field. Jadi cuma keliling-keliling kota sesempatnya karena jam 14:00 saya sudah mesti jalan ke airport untuk ngejar flight sore jam 17:25. 

Tuktuk yang nganterin keliling kota dan drop saya di airport awalnya minta $12 dan sudah deal sebelumnya, sebenarnya orangnya baik selalu wanti-wanti supaya saya hati-hati sama barang bawaan karena di sana rawan copet dan selalu inisiatif bantuin saya nyebrang jalan. Tapi kenapa pas drop saya di airport dia minta tambahan $5 ? Padahal saya kelar keliling 2 jam lebih awal, dan saya kasih semua sisa uang receh mata uang lokal ke dia lho.


Royal Palace
Wat Ounalom


Trip kali ini saya akui kurang seru dibanding trip ke Myanmar, mungkin juga karena cuacanya yang kurang bersahabat. 

Yang saya sesalin, saya lupa nyicipin durian Siem Reap! Padahal saya sudah niatin sejak sebelum berangkat. Minusnya solo traveling ya kalau lupaan gak ada yang ngingetin huhuhu...


No comments:

Post a Comment