Migrasi Sebagian!

Saya batasi blog ini khusus yang berbahasa Indonesia saja, sedangan di blog yang satunya dalam bahasa Inggris yang awalnya saya buat untuk syarat ikutan kontribusi nulis di Travelicious.world.

Jadi...blog ini masih akan tetap hidup untuk share beberapa info yang gak cuma soal perjalanan.

Beberapa post tentang jurnal traveling saya pindahkan ke url baru:  http://lilitanurdiana.com



Sunday, October 19, 2014

Weekend Getaway di 2 Kota Bersejarah: Penang dan Melaka

Saya sempat galau karena sahabat ada yang nikahan tanggal 12 October, tapi berhubung saya ngebet banget pengen manfaatin ticket Jakarta - KL yang saya beli nyaris setahun lalu itu, saya pun gak pergi kondangan. Sebenarnya bukan KL yang saya tuju, niat pertama sih mau ke Melaka atau Malacca yang hanya perlu waktu 2 jam dari KLIA2 ke Melaka Sentral dengan Transnasional Bus.

Tapi kok sekitar sebulan lalu saya tiba-tiba kepingin melancong ke Penang juga, dan kebetulan lagi ada promo Airasia dari KL ke Penang hanya Rp 173.291,-. Saya langsung impulsive beli tiketnya, muhaha.

Itinerary mendadak ikutan berubah:


Hari Pertama: Kuala Lumpur

Sekitar jam 15:30 saya ijin pulang cepat karena kondisi dari gerbang tol Bandara Soekarno-Hatta menuju terminal diinformasikan sedang padat sehubungan dengan ditutupnya gerbang M1. Dan saya gak perlu turun dari bus Damri untuk ikutan penumpang lain naik ojek demi mengejar flight. Walaupun memang sih dari Lebak Bulus menuju bandara hanya perlu 30 menit saja semenjak dibukanya tol baru dari JORR. Oh iya, kantor saya di area Lebak Bulus, fyi.

Setibanya di KLIA2 sekitar jam 23:45, saya langsung ngibrit menuju Oldtown White Coffee karena janjian dengan pihak YouniQ Hotel di sana untuk pickup service. Sempat ketar-ketir ditinggalin karena flight sempat delay 20 menit.

Ah ya, sebenarnya ada insiden mengenai hotel. Sekitar 2 bulan lalu kan saya booking Tune Hotel dan girang mampus karena bisa dapat rate hanya Rp 294,000/malam, tapi baru ngeh pas pagi hari keberangkatan kalau ternyata itu Tune Hotel KL Downtown dan bukannya yang KLIA :(

Langsung deh saya search hotel area Sepang, dan beruntung sekali nemu YouniQ Hotel ini dengan rate hanya Rp 331.000/malam dan hanya butuh 10 menit dari/ke KLIA2. Mereka hanya charge MYR 5 (oneway) untuk fasilitas airport pick-up dan drop-off. Overall bagus dan nyaman karena masih baru, jadi next time saya sepertinya akan stay di sana lagi kalau harus transit sekian jam di KL.


Hari ke dua: Penang

Sewaktu check-in saya reserve airport drop-off jam 5 pagi karena mau ngejar flight paling pagi ke Penang. Santai karena saya sudah webcheck-in jadi tidak perlu datang dini hari untuk ngantri panjang. 

Sayangnya flight tertahan 1 jam di landasan karena adanya boarding system error dari bandara KLIA2. Mau gak mau jadwal saya jadi molor deh sejam.

Sekitar jam 09:00 saya sampai di Penang dan langsung naik Rapid Penang no 401E untuk ke Komtar, bayar MYR 1,4. Sebaiknya sediakan uang receh, karena driver tidak menyediakan uang kembalian, jadi saya rugi 60 cents deh gara-gara ngasih uang MYR 2 -__-"

Sesampainya di Komtar, saya celingukan nungguin Rapid Penang no 203 yang ternyata adanya di dalam bus terminal, bukan di halte samping mol di mana saya diturunkan si driver 401E. Lumayan banyak waktu kebuang nungguin di sana, sekitar 45 menit. Tapi untungnya saya mikir pasti ada yang salah karena 203 gak muncul-muncul, untungnya saya nanya ke Office Boy yang lagi bersih-bersih persiapan buka toko.

Tarif Rapid Penang no 203 ke Kek Lok Si Temple adalah MYR 2 sekali jalan, pulangnya saya naik yang no 201. Ternyata banyak juga bus rute Komtar - Kek Lok Si Temple. Sayangnya menjelang pulang di sana hujan lumayan deras, bikin rada rempong jalan ke bus stop.







Guan Yin Temple: naik dengan cable car MYR 8

Hungry turtles di Kek Lok Si Temple

Dari Komtar, saya lanjut naik Rapid Penang no 101 ke Gurney Plaza. Ternyata harusnya saya turun di bus stop sebelumnya, karena dari Gurney Plaza lumayan jauh saya jalan kaki menuju 2 Burmese Temples yakni Wat Chaiya Mangkalaram dan Dhammikarama. Masuknya gratis lho.


Wat Chaiya Mangkalaram - Burmese Temple
Dhammikarama Burmese Temple


Berhubung saya malas jalan balik ke Gurney Plaza yang katanya dekat dengan Sleeping Budha berada, saya malah balik ke Komtar dengan bus no 101, tarifnya MYR 1,4.

Dari Komtar, saya nanya sana-sini karena gak nemu lokasi tempat CAT (bus gratis untuk keliling oldtown) menaikkan dan menurunkan penumpang. Ternyata memang bukan di Rapid Penang terminal, adanya di bagian depan pertokoan yang ada plang bertuliskan "CAT Free Shuttle Bus".

Saya minta diberhentikan di Little India dan keliling George Town Heritage City sampai sore. Sempat jajan-jajan sebentar, tapi cuma ingat foto 1 makanan doang hahaha saking napsunya.


Salah satu jajanan: tiram yang diorak-arik dengan telur

Little India


George Town

George Town

George Town

Sekitar jam 20:00, dari Komtar saya naik Rapid Penang no 304 ke Sungai Nibong Bus Terminal, bayar MYR 2. Sempat juga ngilangin pegel di massage couch di pertokoan Komtar, lumayan per 3 menit cuma MYR 1. Tapi buat saya 3 menit mana cukup sih hahaha...jadinya 15 menit deh.


Penampakan Sungai Nibong Bus Terminal dan kondisi dalam bus


Di Sungai Nibong saya tukar e-bus ticket dengan boarding pass lalu nongkrong di surau terminal sampai jam 10:45 karena di boarding pass tertera waktu pickup jam 11:15 pm dan mesti nunggu lumayan lama. Aslinya sih bus datang jam 12:15 dong. Ternyata waktu yang tertera di boarding pass adalah waktu bus berangkat dari post pertama yang entah di mana -__-"

Tapi busnya lumayan nyaman dan bisa selonjoran kaki, wifinya sih gak nyala dan untungnya juga saya ngantuk berat jadi gak gitu perduli. Ini fare termurah yang saya temuin di situs pembelian ticket online, cuma MYR 45 sudah all-in, nama agen busnya Komtar Gunung Raya atau Billion.



Hari ke 3: Melaka

Sesampainya di Melaka Sentral sekitar jam 07:00, saya langsung ngibrit ke toilet karena panggilan alam. Pagi itu gak mandi, hanya ganti pakaian, cuci muka-tangan dan gosok gigi. Bedakan tipis biar debu ga langsung nempel ke kulit. Dan gak lupa, parfuman sebanyak mungkin.

Lalu saya menclok di suatu kedai makan di dalam terminal untuk sarapan nasi lemak dan teh manis hangat. Serasa sarapan di rumah aja ini sih.

Dengan Panorama Bus no 17 yang bertarif MYR 1.6, saya sampai di Bangunan Merah, tempat awal saya mulai explore the herritage city.


Bangunan-bangunan merah - Stadhuys

St. Paul



Melaka River Park

Beruntungnya saya dapat sinyal free wifi tanpa password dari Bamboo Cafe walau gak masuk area cafe. Lumayan eksis sebentar paska hampa seharian di Penang tanpa wifi.

Di Jonker dan Tokong Street, saya sempat terlena dengan godaan kuliner dan shopping. Kepincut sama beberapa baju kece hasil hand-painting, berhubung harganya ga murah jadinya cuma beli celana kulot 1.

Temple-temple di Jonker Street dan Tokong Street



Arena kuliner dan shopping di Jonker dan Tokong Street

Penampakan karcis angkutan umum


Saya mesti balik lagi ke Melaka nih, karena kulinernya gak puas berhubung saya di sana hanya setengah hari saja ngejar flight dari KL yang boarding timenya 18:15. Beruntung si Transnasional Bus yang berangkat jam 15:00 dari Melaka Sentral cuma perlu 2 jam saja untuk ke KLIA2 jadi saya tidak perlu panik lari-lari mengejar boarding.

Sebenarnya sih kalau saya baca review orang-orang lebih enak naik Transnasional dari Mahkota Medical centre. Saya bukannya belum mencoba, tapi ternyata ticketing officenya tutup kalau hari minggu jadi saya harus beli ticket bus di Melaka Sentral. Dan ternyata lagi, bus yang pickup penumpang di Mahkota Medical Centre pasti transit di Melaka Sentral untuk angkut penumpang, yah..kalau begitu ngapain saya ke Mahkota Medical Centre dong? Hahaha...lumayan sih sempet nebeng sholat di lantai 3.

Kalau minat naik dari Mahkota Medical Centre, jangan kayak orang linglung macam saya, masuk ke gedung dari pintu belakang. Ticketing officernya ada di pintu belakang Rumah Sakit tersebut. Harga MYR 24. Tapi mending dari Melaka Sentral naiknya, nanggung kalau dari Mahkota.

Tau gak sih, si D40x sempat ngambek lagi, dan ternyata autofocusnya yang ngambek, duh terpaksa pakai manual focus dan bikin pegel mata ngekernya. Sebagian foto juga diambil pakai handphone jadinya.

2 comments:

  1. Omigooooddd... udah lama kali ndak kunjung ke sinii.. kaaak kamu pakabar deeehh.. Udah item nih keknya jalan2 muluuk. ahahahahah.. Bujug bunenng... Perjalanan aku ke Melaka udah 4 taon lalu banget dan belom ditulis banget. Gemana ini valeria? Hahaha.. Btw ini kamu jalan sendiri? Kok gada kamunya samsek siikkk? Hoax nih.

    ReplyDelete
  2. Lha bijimane bisa 4 taun gitu? Dikau kan biasanya paling rajin ngulas perjalanan di blog toh?
    Kulit aku sukses item geheng kecuali bagian yang ketutup underwear masioh orisinil hahaha..

    Jaman kemaren jalan itu kan aku sendirian dan lupa bawa tongsis segala, dan dekil pulak gak mandi 2 hari, jadi ga napsu moto diri :p

    Trimsi sudah mampir ke mari, Kak..

    ReplyDelete