Migrasi Sebagian!

Saya batasi blog ini khusus yang berbahasa Indonesia saja, sedangan di blog yang satunya dalam bahasa Inggris yang awalnya saya buat untuk syarat ikutan kontribusi nulis di Travelicious.world.

Jadi...blog ini masih akan tetap hidup untuk share beberapa info yang gak cuma soal perjalanan.

Beberapa post tentang jurnal traveling saya pindahkan ke url baru:  http://lilitanurdiana.com



Thursday, December 27, 2012

Derawan, Maratua, Kakaban dan Sangalaki

Setelah bingung mau kemana Desember ini, saya mutusin ngoprek-ngoprek segala blog pelesir dan paket liburan ke tempat lain. Teman ngajak ke Sabang tapi saya kok belum begitu tertarik. Tapi pas liat foto-fotonya pas mereka sudah pulang, agak nyesel juga gak ikut 😅

Niatnya mau ke Jogja sebentaran ngunjungin temen lama sekalian nikmatin suasana njawinya sana yang bikin suasana hati dan otak adem. Tapi kemudian saya nemuin paket ke Kepulauan Derawan, well sebenernya kepincut sama foto Maratua Resort sih, tapi ternyata paket pelesir ke sana meliputi 3 pulau lainnya yakni Derawan, Kakaban dan Sangalaki.

Dulu memang ke kepulauan Derawan tuh terkenal mahal. Maratua Resort sendiri sudah dikenal di negara-negara asing keindahannya. Akses ke sana sekarang tidak sesulit dulu, apalagi sekarang banyak direct flight ke bandara Juwata di Tarakan. Saya pilih akses via Tarakan dibandingkan Berau karena efisiensi biaya dan waktu. Hanya saja untuk speedboat menuju Derawan tidak ada yang direct untuk umum, hanya carteran dengan kisaran biaya 1,2-1,5jt tergantung nego. Kalau mau transit-transit via pulau lain sih bisa aja, tapi bribet dan lebih lama. Jadi lebih ekonomis ikutan tour 😄

Setelah email sana-sini minta perincian harga dll, saya akhirnya mutusin ambil paket standard yang biasa dipakai para backpacker, murah cuma Rp. 999rb saja sudah termasuk akomodasi selama 3 hari dan transportasi dari/ke Pelabuhan di Tarakan.

Tiket Lionair Jakarta-Tarakan-Jakarta sekitar Rp. 1,5jt saya dapetin setelah pakai Traveloka untuk nyari penerbangan termurah. Awalnya beli tiketnya sih berangkat 23 Desember, pulang 26 Desember. Tapi kok pas dipikir-pikir, kenapa juga mesti stay di sana sehari semalem di Tarakan, wong paketnya cuma 3D/2N kok. Diitung-itung dibandingin keluar dana untuk biaya hotel semalem di Tarakan dan makan sehari semalem, mending keluar duwit tambahan untuk biaya administrasi rubah tiket dan bayar selisih harga tiket ke tanggal 25 Desember yang cuma Rp 116rb saja.

Ternyata 3 hari di sana tuh gak cukup. Lain kali mesti 2 minggu! Leyeh-leyeh, tidur dengan backsound deburan ombak, makanan yang enak, pokoknya surga banget lah di sana! Snorkelingnya pun gak puas karena keterbatasan waktu dan cuaca yang gak bagus mengharuskan kita balik ke Derawan lebih cepat. Memang bagusnya ke sana tuh sebelum September karena pertimbangan cuaca. Karena hentakan ombaknya parah, bokong saya agak-agak cidera walaupun jok speedboat beralaskan bantalan.

Alhamdulillah walaupun saya berangkat sendiri dari Jakarta, tapi orang-orang segrup-nya baik-baik. Ada yang nawarin untuk keliling Tarakan, tapi sayangnya saya sudah daftar dan bayar citytour.

Hari pertama saya tiba di Tarakan sekitar jam 9 pagi. Sempat sarapan indomie goreng dan teh manis hangat sebentar di bandara Juwata lalu lola-lolo sekitar 2 jam lebih di dermaga karena meeting point-nya jam 12:30 di Dermaga Tengkayu I. Saya 2 kali salah sebut Tengkayu II, untungnya langsung ngeh salah, kalo nggak saya dianter ke dermaga perikanan sama pak sopir taksi 😄

Perjalanan dari dermaga Tengkayu I menuju Tarakan memakan waktu sekitar 3 jam dengan speedboat besar. Kalau speedboat kecil butuh 20-30 menit lebih lama.


Derawan

Atas: Penginapan kami di Derawan. Bawah: Speedboat kami



Hari ke 2 kami explore Maratua, Sangalaki dan Kakaban. Sayang sekali saya gak sempat motret Maratua karena keterbatasan waktu. Padahal di sana paling indah pemandangannya. Juga karena kita gak sempat ke darat, katanya sih berhubung resortnya dikelola pihak Malaysia jadi kemungkinan untuk merapat tidak bisa. Ini kenapa mesti negara lain sih yang ngelola resortnya? Pemerintah RI saking sibuknya sampai kekayaan alam sendiri pun dikelola asing?


Kakaban

Danau Kakaban: Berenang Bersama Ubur2


Sangalaki

Saya, snorkeling di Kakaban


Hari terakhir setelah citytour selama 2 jam saja, yang gak mengesankan sama sekali itu, saya dan grup didrop di bandara Juwata sekitar jam 15:00. Padahal flight saya masih jam 19:20. Gara-gara bbm-an sama seorang teman baru yang khawatir saya tidak nyaman nunggu berjam-jam di bandara, sayapun diboyong ke rumahnya yang deket banget sama bandara, 5 menit sampai.


Hutan Mangrove / Bakau di Tarakan yang ada bekantan


Roemah Bundar dan Wash Tank di Tarakan



Sesampainya saya di rumah si temen, ternyata di sana sudah ada tour coordinator kami yang sedang nganter flashdisc berisikan transferan foto-foto snorkeling. Beliau juga bongkar rahasia. Ternyata beliau sebenarnya khawatir ketar-ketir dengan ombak yang tinggi selama tour, katanya di atas batas normal banget. Tapi diem aja demi menenangkan peserta tour. Untungnya alhamdulillah kami aman-aman saja sampai tour berakhir 😁

Saya sempet ketar-ketir telat ke bandara karena berangkat ke sana pada 30 menit sebelum etd. Sampai bandara 25 menit menjelang etd, nyaris gak bisa ngikut penerbangan pulang Tarakan-Jakarta karena dah lewat waktu boarding. Saya dibolehin masuk tanpa x-ray, tapi langsung panik karena si petugas Singa Udara bilang sudah tidak bisa 😔

Tapi pas ke counternya langsung dibantu check-cross ke kapten apakah masih boleh. Untung gak pake bagasi jadi gak rempong, dan saya pun dibolehkan naik pesawat dengan boarding pass manual karena system printernya error. Pokoknya serba darurat. Nyampe pesawat ngos-ngosan karena lari-lari ditunggu para petugas dan dipandangin sama seantero penumpang 😅

Berikut ini perincian biayanya:

Tiket PP Jakarta-Tarakan: Rp1,621,000
Paket Tour 3D/2N:  Rp999,000
Nombok untuk bisa sekamar sendiri :Rp200,000
Citytour:      Rp150,000
Sewa alat snorkeling:   Rp75,000
Taksi Juwata-Dermaga:Rp50,000
Airport Tax CengkarengRp40,000
Airport Tax Tarakan:Rp30,000
Bus Damri PP Bogor-Ckg:Rp80,000
Total Cost:Rp3,245,000